Malam Pengantin
ADA tiga gadis kakak-beradik yang menikah pada hari yang sama. Gadis pertama menikah dengan seorang dokter, yang kedua dengan insinyur, yang ketiga dengan penyanyi rock.
Ibu ketiga gadis sangat dekat dengan anak-anaknya sehingga mereka sepakat pada malam pengantin ibunya boleh berkomunikasi.
Pada malam pengantin itu si Ibu mendatangi kamar anaknya satu per satu. Yang pertama, ia mendatangi kamar anaknya yang berpasangan dengan dokter.
Si ibu mengetuk pintu kamar dan dari dalam anaknya menyahut, "Siapa itu?"
Dari balik pintu si ibu menjawab, "Ini Ibu, Nak. Gimana Nak rasanya dengan dokter?"
Si anak menjawab, "Wah permulaan sakit seperti disuntik, tapi lama kelamaan enak."
Sambil tersenyum si ibu kemudian berkunjung ke kamar anaknya yang kedua. Setelah ada sahutan anaknya dari dalam kamar si ibu bertanya, "Gimana nak rasanya dengan insinyur?"
Si anak menjawab, "Wah rasanya seperti kesetrum terus-terusan. Nikmat sekali."
Sambil senyum senang kemudian si Ibu pergi ke kamar anak ketiga yang kawin dengan penyanyi rock. Seperti sebelumnya, pintu kamarnya diketuk. Sekali, dua kali, sampai tiga kali ketuk tidak ada jawaban. Si ibu bertanya-tanya apa yang terjadi? Tapi ia pasrah saja dan akan ditanyakan besok pagi saja.
Sewaktu hari sudah pagi, si ibu menunggu di pintu kamar anaknya yang ketiga. Ketika anaknya keluar, si ibu memanggil anaknya supaya mendekat sambil berbicara perlahan takut anaknya tersinggung. "Tadi malam ibu ketuk kok diam saja? Ada apa sih?"
Sambil senyum-senyum si anak berbisik di telinga ibunya. "Wah ibu, tadi malam aku memang dengar ibu mengetuk pintu, tapi aku nggak bisa ngomong karena mikrofonnya terus-terusan ada di mulut."
Ibu ketiga gadis sangat dekat dengan anak-anaknya sehingga mereka sepakat pada malam pengantin ibunya boleh berkomunikasi.
Pada malam pengantin itu si Ibu mendatangi kamar anaknya satu per satu. Yang pertama, ia mendatangi kamar anaknya yang berpasangan dengan dokter.
Si ibu mengetuk pintu kamar dan dari dalam anaknya menyahut, "Siapa itu?"
Dari balik pintu si ibu menjawab, "Ini Ibu, Nak. Gimana Nak rasanya dengan dokter?"
Si anak menjawab, "Wah permulaan sakit seperti disuntik, tapi lama kelamaan enak."
Sambil tersenyum si ibu kemudian berkunjung ke kamar anaknya yang kedua. Setelah ada sahutan anaknya dari dalam kamar si ibu bertanya, "Gimana nak rasanya dengan insinyur?"
Si anak menjawab, "Wah rasanya seperti kesetrum terus-terusan. Nikmat sekali."
Sambil senyum senang kemudian si Ibu pergi ke kamar anak ketiga yang kawin dengan penyanyi rock. Seperti sebelumnya, pintu kamarnya diketuk. Sekali, dua kali, sampai tiga kali ketuk tidak ada jawaban. Si ibu bertanya-tanya apa yang terjadi? Tapi ia pasrah saja dan akan ditanyakan besok pagi saja.
Sewaktu hari sudah pagi, si ibu menunggu di pintu kamar anaknya yang ketiga. Ketika anaknya keluar, si ibu memanggil anaknya supaya mendekat sambil berbicara perlahan takut anaknya tersinggung. "Tadi malam ibu ketuk kok diam saja? Ada apa sih?"
Sambil senyum-senyum si anak berbisik di telinga ibunya. "Wah ibu, tadi malam aku memang dengar ibu mengetuk pintu, tapi aku nggak bisa ngomong karena mikrofonnya terus-terusan ada di mulut."
0 komentar:
Posting Komentar